Monday 2 November 2015

[review] When the Star Falls by Andry Setiawan


Judul                     : When the Star Falls
Penulis                   : Andry Setiawan
Penerbit                : Penerbit Haru
Tahun Terbit           : 2015
Cetakan                 : Pertama
Spesifikasi             : 19 cm, 204 halaman
Jumlah Bab            : 17 (beserta prolog + epilog)
Harga                    : Rp. 46.000,-
Durasi Baca            : 24-25 Oktober 2015
Kepemilikkan         : Milik Sendiri
Rate                      : 4 of 5 ^^
.
.
Sinopsis;


Tahu tidak, bintang itu cahaya masa lalu?
Bintang itu, adalah orang yang mati meninggalkan seseorang yang ia cintai di bumi.


Lynn, boleh kan aku mengingatkanmu sekali lagi tentang kita?
Tentang bagaimana kita bertemu.
Juga tentang bagaimana kita bertengkar dan berbaikan.
Lalu tentang ciuman pertama kita, dan juga tentang perjalanan kita selama ini.
Aku hanya berharap, besok kau tidak melupakannya lagi.
Karena itu, aku tulis semuanya di buku ini.
Agar saat kau lupa, kau bisa membukanya lagi dan membacanya.
Tentang kita.
Sampai salah satu dari kita menjadi bintang.
Sampai bintang itu jatuh dan menjemput salah satunya.
Bintang terjatuh karena ia mengejar orang yang dicintainya, yang sudah menyusul dirinya.


.
.

Aku hanya duduk di meja kerjaku, terpekur, bingung kenapa kehidupanku yang tadinya biasa-biasa saja dan tanpa drama kini menjadi penuh dengan adegan-adegan khas drama televisi? (p. 95)


Samuel, atau dalam cerita biasa dipanggil Sam, harus mendapati kenyataan pahit. Sahabat sejak kecil sekaligus orang yang dicintai Sam, Lynn, mengidap tumor otak yang membuatnya harus menjalani operasi. Operasinya berhasil, namun hal yang ditakutkan terjadi oleh kedua orang itu terjadi—Lynn mengalami kehilangan ingatan. Lynn melupakan Sam.


Selective Amnesia. Aku banyak membaca tentang tumor otak dan akibatnya juga pascaoperasimu. Dari sekian banyak hal yang bisa kau lakukan, otakmu memilih diriku, bersama dengan beberapa fakta kecil lain yang belum bisa para dokter ketahui (p. 26)


Sam tidak berkecil hati, setiap hari ia selalu mengunjungi Lynn dan menceritakan masa lalu mereka, persahabatan mereka, dan siapa dia. Terkadang, Lynn mengingatnya, tapi terkadang juga tidak. Billy, Leon, Evi dan Dani, teman-teman SD mereka, juga berusaha membantu Lynn untuk mengembalikan kembali ingatannya. Tapi, tanpa disangka Sam, salah seorang dari teman SD mereka itu menyarankan Sam agar tidak memaksa Lynn untuk mengingat kembali apa yang telah dilupakannya.


“Bintang itu,” katamu, “adalah orang mati yang meninggalkan seseorang yang dia cintai di bumi. Katanya, bintang itu melindungi orang yang dia kasihi itu, mengawasi, dan menjaganya dari atas. Apa kau tahu cerita itu?” (p. 119)


Sam pun terjerat dilema. Di satu sisi, dia ingin Lynn mengingatnya, tapi di sisi yang lain, dia tidak ingin menjadi beban untuk Lynn. Akhirnya, Sam memilih untuk menghindari Lynn. Konflik antara Sam dengan keluarganya—terutama dengan ayahnya—tidak membuat segalanya lebih baik, apalagi ketika ayahnya—yang meninggalkan ia dan ibunya dalam kesusahan—kini kembali lagi ke dalam hidupnya.


“Meskipun dia merepotkanmu?”
“Meskipun dia merepotkanku. Mencintai seseorang bukan berarti tidak akan merepotkan, mencintai seseorang bukan berarti kita tidak akan berbuat salah. Tidakkah kau mengerti?” (p. 131).


Pada hari kepulangan Lynn dari rumah sakit, Sam masih menjauhi gadis itu. Karena tidak tahan dengan sikap Sam, Billy mencoba membujuk Sam. Walaupun pada awalnya ia tidak mau, akhirnya Sam pun kembali pada gadis itu dengan satu pemikiran; ia ingin bersama gadis itu.
Lalu … dengan berbagai tekanan dan penyakit pada diri Lynn, apakah Sam akan tetap bersama dengan gadis itu?
.
.
.
.

“Jadi, Lynn…,” ujar Leon. “Mana yang lebih kau pilih, meninggal dan merasa lega atau terus hidup dan sakit?” (p. 55)

.
.


Baca selengkapnya pada novel When the Star Falls karya Andry Setiawan ini! ^^


.
.
When The Star Falls adalah novel pertama dari Kak Andry yang kubaca. Novel ini mengambil setting di Indonesia dan mengambil tema sick-lit.
Dua tokoh utamanya, Lynn dan Sam adalah sahabat sejak kecil yang menjadi sepasang kekasih. Namun, karena tumor otak yang diderita Lynn, maka gadis itu melakukan operasi—yang membawanya pada ketidakingatan pada Sam. Disinilah konflik dan cerita ini dimulai. Bagaimana Sam mencoba membantu Lynn untuk mengingatnya. Bagaimana Sam mencoba membuat Lynn kembali jatuh cinta padanya. Karena ditulis melalui sudut pandang orang pertama—Sam, pembaca bisa mengikuti cerita dari sudut pandang Sam dan mengetahui apa yang lelaki itu rasakan.
Menurut saya konfliknya sudah dibawakan dengan baik. Ada saatnya pembaca terenyuh dengan usaha Sam yang selalu mencoba mengembalikan ingatan Lynn. Konflik-konflik lainnya pun mengalir dengan baik—seperti masuknya kembali Billy dan Leo pada kehidupan Sam dan Lynn. Bahkan menurut saya, dengan adanya Billy dan Leo berhasil menambah tensi dari konflik yang ada. Hanya saja, menurut saya, alurnya menjadi terlalu lambat dengan adanya flashback mengenai masa lalu Sam dan Lynn.
Dari karakterisasi, jujur, saya tidak terlalu suka pada Sam ;;;;; Menurut saya dia terlalu lembek dan mellow ;;;;; mendapati kenyataan bahwa kekasih kita tidak mengingat kita, tentu itu sangat menyedihkan dan bisa membuat kita tertekan, akan tetapi, dalam beberapa bagian, saya tidak suka dengan sikap Sam menghadapi semua tekanan yang datang :’) walaupun begitu, saya suka bagaimana Sam tetap mencintai Lynn walaupun gadis itu tidak mengingatnya :’) untuk Lynn sendiri, saya suka dengan tokoh ini. Walaupun dibayang-bayangi penyakit, tetapi ia selalu tegar dan terlihat baik-baik saja di depan orang banyak. Dia gadis yang sangat kuat ^^ dari berbagai karakter yang ada dalam novel ini, entah mengapa saya sangat suka dengan Billy. Walaupun dia bukan tokoh utama, akan tetapi keberadaannya cukup penting dan sepanjang cerita, kentara sekali perubahan yang dialaminya. Dan dengan semua yang dilakukan Billy untuk Lynn, saya sungguh menyukai ketulusannya dan bisa berempati padanya :”)
Ada satu hal kecil dari novel ini yang cukup mengganggu saya. Disebutkan bahwa cerita ini mengambil setting di Indonesia, tepatnya di Jawa Timur. Tapi sepanjang cerita, saya tidak mendapatkan kesan dari latar tempat yang diambil—entah dari kebiasaan tokoh, adat istiadat, percakapan, nilai-nilai, bahkan nama tokohnya :’) menurut saya, latar tempat di Indonesia dan di Jawa Timur ini masihlah belum nampak dan menjadi bagian cerita. Sepanjang membaca, saya belum mendapatkan gambaran jelas mengenai latar tempat cerita ini berada.
Tadinya, saya ingin memberikan nilai 3,5, akan tetapi plot twist yang disuguhkan di akhir cerita membuat saya menaikkan rate :”) jujur saja, selama membaca, saya memikirkan satu ide plot twist yang sepertinya menarik bila ada pada cerita semacam ini. Akan tetapi, pada akhir cerita, plot twist yang saya pikirkan ternyata benar-benar muncul! Saya benar-benar tidak menduga hal itu terjadi dan menurut saya, plot twist itu berhasil digunakan penulis untuk membuat kesan yang tak terlupakan setelah membaca novel ini. Tentu saja tidak akan saya ceritakan, akan tetapi, yang perlu diketahui bahwa dengan adanya plot twist itu, cerita ini menjadi sarat emosi—which is really good.  Oleh karena itu, saya menaikkan rate cerita ini menjadi 4 ^^d
Walaupun ada beberapa hal yang cukup mengganggu, akan tetapi secara keseluruhan saya cukup menikmati kisah yang ditulis kak Andry dalam When the Star Falls ini. Saya akan senang sekali bila di lain waktu bisa membaca karya Kak Andry lagi ^^ dan dari karya ini, saya mendapatkan banyak nilai yang bisa diambil, salah satunya adalah cinta itu sebuah perjuangan yang dilakukan dua orang, tidak lebih dan tidak juga kurang :”)
.
.
.
.
Baiklah, sekian review novel When the Star Falls dari saya!
Tertarik untuk membaca novelnya? BURUAN BACAAA! :”)))))
Sudah membacanya? Yuk atuh kita ikutan writing contest Surat untuk Lynn dan FANGIRLING-an! :”)))))))))))
.
.
.

“Hei, hei …,” ujarku, kemudian aku menggenggam telapak tangan kirimu. “Aku di sini. Aku di sini. Tidak apa-apa, kok. Kalau kau melupakannya, kau hanya tinggal mengingatnya lagi. Kalau perlu, aku akan ke rumah sakit setiap hari sampai kau bosan melihat wajahku.” (p. 169)
.

.

Me gif:
it's a sad story, to be honest


Open to fangirl :
I supposed to focus on the story, but …
SAM …
.
SAMUEL …
.
SAMMY …

HE'S THE 'SAM' THAT APPEARED IN MY HEAD WHILST I READ THIS


0 comments:

Post a Comment